Friday, February 1, 2013

Sinopsis Episode 42 (31 Januari 2013) - Sinetron Aliya menemui penonton di Slot Sinetron TV3 pada 21 November 2012 jam 2.00 petang setiap Isnin - Khamis

Pemain Sinetron Aliya

Dea Annisa sebagai Aliya
Irwansyah sebagai Gilang/Galang
Billy Davidson sebagai Faris
Afifa Syahira sebagai Marina
Gege Elisa sebagai Gisha
Marchia Caroline sebagai Bu Mutia
Primus Yustisio sebagai Pak Hendry
Shandy Isabella sebagai Dita
Jihan Fahira sebagai Shinta
Restu Sinaga sebagai Wisnu
Gunawan sebagai Anjar
Natasha Dewanti sebagai Winda
Marini Burhan sebagai Laila

Lagu Tema: Menyambut Janji
Penyanyi: Letto
Cerita & Skenario: Ina Rosamaya
Sutradara: Maruli Ara & Doddy Djanas
Produser: Titin Suryani
Produksi: Verona Pictures © 2011
Tayang: Mulai 21 November 2012
Jadwal Tayang: Setiap hari Isnin - Khamis di Slot Sinetron TV3

Sinopsis Global

ALIYA adalah sosok gadis baik dan jujur yang lahir dari pernikahan Anjar dan Shinta. Sayang, kisah hidup Aliya tidaklah semanis wajahnya. Berbagai konflik selalu menghiasi perjalanan hidup Aliya, termasuk masalah keluarga dan cerita kisah cintanya yang tragis.

Gadis malang itu harus merasakan kehidupan dalam penjara, karena dituduh membunuh Gilang, kekasihnya. Aliya menganggap lika liku kehidupan itu adalah sebuah pengorbanan untuk ibundanya. Di sisi lain, karena Gilang telah tiada, Aliya menganggap tidak ada lagi laki-laki lain yang dia cintai.

Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Aliya akhirnya mengetahui bahwa Shinta adalah ibu kandungnya? Mungkinkah Shinta akan kembali bersatu dengan Anjar? Lantas, kepada siapa Aliya akan melabuhkan cintanya? Fariz yang benar-benar mencintainya atau Galang yang mirip Gilang mantan kekasih Aliya?

Sambungan sinetron Aliya dari penghujung Episode 41

Di rumah sakit, Anjar terus tanya pada Galang bagaimana keadaan Aliya. Kata Galang, doktor sedang merawatnya. Suster keluar dan tanya di mana orang tuanya Aliya. Anjar mengaku dia adalah ayahnya. Anjar diberitahu bahawa Aliya kehilangan banyak darah akibat gigitan lintah yang menghisap darah. Mereka diberitahu agar Aliya harus segera dimasukkan darah. Apabila Shinta menawarkan dirinya untuk mejalankan transfusi darah, kata suster itu lagi golongan darah Aliya susah didapati, golongan darahnya B negatif. Anjar mahu donor darahnya, kata Anjar golongan darah Aliya sama dengannya. Tetapi Anjar tidak dapat begitu kerana dia sedang terluka. Anjar tanya memang kenapa kalau dia terluka. Menurut suster itu Anjar tidak dapat menjalankan transfusi darah.
Suster: Kalau ibunya?

Sambungan sinopsis Episode 42


Kata Mutia golongan darahnya A.
Suster: Kalau begitu kira-kira siapa lagi yang dapat mendonorkan darahnya untuk Aliya.
Galang: Maaf Pak Anjar. Golongan darah saya AB
Shinta: Saya, saya B negatif suster. 
Suster: Syukurlah kalau begitu ibu bisa ikut saya ke lab tes terlebih dahulu.
Shinta memberitahu suster bahawa darahnya juga dari golongan B rhesus negatif. Shinta bersedia untuk donor darahnya namun Mutia keberatan.

Mutia: Saya keberatan.
Galang, Shinta dan Anjar memandang ke arah wajah Mutia. Anjar tanya kenapa dengan Mutia.
Mutia: Saya gak mau di dalam darah anak saya, ada perempuan jahat seperti dia. Saya keberatan.
Anjar: Saya minta tolong sama kamu. Hilangkan rasa kebencian kamu sama Shinta demi anak kita, Aliya.
Mutia: Justeru karna Aliya anak kita, saya gak butuh bantuan dari perempuan jahat seperti dia. Saya keberatan.
Mutia tidak mahu di dalam anaknya mengalir darah wanita sejahat Shinta. Mutia tidak butuh bantuan dari Shinta.
Shinta: Mutia, tolonglah, Mutia. Izinkan saya menolong Aliya, Mutia. Satu kali ini aja karna saya juga pengen dia selamat.
Mutia: Saya gak mau. Saya gak butuh bantuan dari kamu.
Mutia tanya suster apakah ada orang lain dari rumah sakit itu yang boleh membantu anaknya yang memerlukan darah. Jawab suster pada Mutia, kalau yang bantu pasti ada tetapi itu akan mengambil masa yang lama sekiranya penguguman dibuat. Sambung suster itu lagi, anak Mutia sudah kesuntukan masa. Mutia terus meminta suster itu... tetapi kata-katanya dihentikan oleh Anjar. Kata Anjar kalau Mutia terus bersikap seperti itu, tidak ada bezanya seperti dia membunuh anaknya. Sambung Anjar, Mutia harus fikirkan semua itu demi anak mereka. Anjar terus mohon pada Mutia agar dia membenarkan Shinta mendonorkan darahnya.

Galang dapat merasakan ada sesuatu di antara Anjar, Shinta dan Mutia. Suara hati Galang berkata: "Sebenarnya ada masalah apa di antara Pak Anjar, Tante Shinta dan Bu Mutia. Sepertinya Bu Mutia sangat membenci Tante Shinta."
Suster: Jadi bagaimana, pak?
Anjar terus memohon pada Mutia, sambungnya itu demi anak mereka.
Mutia: Ya, udah. Dia boleh bantuin Aliya. Tapi saya melakukan ini bukan karna kamu, ya. Karna anak saya, Aliya.
Mahu tidak mahu akhirnya Mutia terpaksa membiarkan Shinta donor darahnya apabila tiada pilihan lain lagi. Anjar dan Shinta mengucapkan terima kasih pada Mutia kerana membenarkannya buat begitu.
Shinta: Ayo suster, hantar saya sekarang. 


Dalam perjalanan ke lab, Wisnu menghalang Shinta dan dia menarik Shinta. Wisnu mahu Shinta mengikutnya.

Shinta: Aku tau kamu marah, tapi biar aku bantu Aliya dulu. Dia butuhkan aku, mas.
Wisnu: Ada hal yang lebih penting, Shinta. Ayo.
Shinta: Biar aku bantu Aliya dulu, dia butuh darah aku.
Wisnu: Ada hal yang lebih penting, Shinta.
Apabila Shinta nekad mahu tolong Aliya, Wisnu tanya Shinta apakah dia tahu bahawa Gisha telah kabur dari rumah.
Shinta: Kabur dari rumah?
Wisnu: Iya, dan itu gara-gara kamu yang lebih pentingkan Aliya daripada Gisha. Makanya sekarang kamu ikut aku.
Shinta: Mas, tapi aku harus menolong Aliya, mas. 
Wisnu: Aliya lagi, Aliya lagi.  Aliya itu punya orang tua. Biar mereka yang menolong Aliya. Bukan kamu yang jelas-jelas gak ada hubungan darah sama sekali.
Shinta: Mas, justeru darah aku yang cocok dengan darah Aliya.
Wisnu: Terus gimana sama Gisha. Gisha udah tiada ibu lagi. Kalau ada apa-apa sama Gisha, kamu akan rasa berdosa. Buat Gisha dan almahum ibunya. Terus sekarang kamu ikut sama aku. 
Shinta: Tapi, mas.
Wisnu mahu Shinta ikut dia pulang dengan segera kerana Gisha kabur dari rumah. Shinta keberatan kerana katanya dia harus tolong Aliya. Kata Wisnu Aliya mempunyai orang tuannya sendiri lagipun dia tiada hubungan darah dengan Aliya. Tetapi kata Shinta darahnya cocok dengan Aliya.Wisnu tetap mendesak Shinta pulang.


Suster yang masih menunggu Shinta tanya dia hendak ke mana. Suster mencari Anjar untuk memberitahunya tentang Shinta. 
Anjar: Apa.. Shinta pergi dengan siapa?
Suster memberitahu Anjar dan Mutia bahawa Shinta tiba-tiba pergi dengan seorang lelaki.
Kata suster mereka harus mencari penggantinya secepat mungkin atau Aliya akan berada dalam keadaan membahayakan dan tidak dapat diselamatkan. Anjar terus pergi mencari Wisnu dan Shinta. Mutia memanggil nama Anjar dan tanya di mana dia hendak pergi.

Wisnu menarik tangan Shinta dengan kuat ke mobilnya. Shinta melepaskan tangannya dari Wisnu dan katanya dia mahu menolong Aliya dulu. Setelah itu baru mereka cari Gisha namun Wisnu enggan mengizinkan Shinta buat begitu kerana kata Wisnu, Gisha lebih memerlukan Shinta. Shinta tidak mahu menyerah begitu saja dia terus mohon agar Wisnu biarkan dia menolong Aliya. Jawapannya tetap "tidak" yang diberikan oleh Wisnu. Anjar muncul di depan mereka dan...
Anjar: Pak Wisnu... apa yang dikatakan istri bapak itu benar. Anak saya butuh pertolongan istri bapak.
Wisnu: Anjar, Aliya itu anak kamu. Jadi jangan berbanding dengan istri saya dan tanggungjawab kamu.


Anjar: Tapi saya mohon, pak...
Wisnu: Dengar Anjar ya...
Wisnu mengingatkan Anjar lagi untuk tidak mengganggu isterinya dan jangan membandingkan Shinta dengan anak pembawa malang itu. Apabila Anjar mendengar anaknya pembawa malang, Anjar menjadi marah dan menarik baju kemeja Wisnu.  Shinta mohon agar mereka tidak bergaduh di situ. Jawab Anjar dia terima kalau Wisnu tidak membenarkan Shinta donor darah buat anaknya tetapi dia tidak boleh terima kalau Wisnu mengatakan anaknya pembawa malang. Kata Wisnu oleh kerana Anjar boleh terima disuruhnya Anjar jangan mengganggu Shinta.Wisnu suruh Shinta masuk ke dalam mobil untuk pergi dari situ.
 Wisnu tidak mempedulikan Anjar walaupun dia mohon agar Shinta menolong anaknya. Wisnu terus membawa pergi mobilnya bersama Shinta.

Dalam mobil, Shinta terus merayu pada Wisnu agar dia dapat menolong Aliya untuk sekali itu saja.
Shinta: Mas, tolong mas. tolong izinkan aku menolong Aliya sekali ini saja.
Wisnu tetap tidak mengizinkan Shinta buat begitu dan dia tidak mahu Shinta membuat dia marah kerana hal itu. Sambung Wisnu sekali dia kata enggak tetap enggak.
Wisnu: Sekarang coba kamu bayangkan. Kamu donorkan darah buat Aliya. Aliya selamat dan Gisha enggak. Sekarang aja kita gak tau Gisha di mana. Jadi tolong Shinta. Saat ini kamu harus utamakan keselamatan Gisha bukannya Aliya karna dia juga kabur gara-gara kamu, kok.
Sambung Wisnu saat itu Gisha lebih memerlukan Shinta. Shinta terus berdoa, dia tidak tahu lagi siapa akan menolong Aliya.


 Babak seterusnya:

Anjar pulang ke rumah sakit tanpa Shinta bersama. Mutia tanya pada Anjar di mana Shinta.
Mutia: Kok kamu datang sendirian?
Anjar: Shinta pergi sama Pak Wisnu.
Mutia: Begini... begini yang aku gak suka. Dari awal aku dah firasat, Anjar kalau perempuan itu gak sungguh-sungguh bantuin kita. Terbuktikan, sekarang kamu liat. Benerkan kata-kata aku? Di saat kita butuh perempuan itu, dia pergi gitu aja ninggalin.
Kata Mutia dari awal Shinta tidak bersungguh-sungguh mahu menolongnya. Di saat mereka butuh pertolongannya dia pergi meninggalkan tempat itu begitu saja. Mutia menganggap Shinta perempuan yang jahat.

Doktor tanya pada Anjar apakah sudah ada orang yang mendonor darahnya pada Aliya. Jawab Anjar, tadi sudah ada tetapi... tetapi tak jadi. Tanya doktor lagi apakah tiada yang lain. Galang tawarkan diri untuk mencari lagi. Kata doktor mereka harus cepat melakukannya.


Galang menghantar sms pada Dita dan Marina. "Tolong! Saya membutuhkan donor darah golongan B rhesus negatif! Kalau golongan darah kamu cocok tolong segera datang ke rumah sakit Medika Dharma Bhakti sekarang juga."

 Suara hati Marina: Galang butuh donor darah dari aku?
Dalam hati Marina katanya itu adalah kesempatannya buat dirinya untuk mengambil hati Galang dan impian menjadi istri Galang akan cepat terwujud.
Suara hati Dita: Galang butuh donor darah dari gue..
Dalam hati Dita dia berfikiran begitu juga dan dia kata pada dirinya apabila Galang kembali padanya, dan secara automatik Marina akan tersingkir dari hidup Galang.


Marina: Nin, aku mau pulang sebentar ya!
Dita: Kok buru-buru pamit?
Marina: Arr.. soalnya aku ada urusan penting sama calon suami aku.
Dita: Urusan penting apa?
Marina: Ya.. urusan kecillah sama calon suami aku.
Marina minta diri kerana ada urusan penting. Setelah Marina pergi...

Dita: Urusan penting? Urusan penting apa, ya? Atau jangan-jangan dia juga dapat kiriman yang tadi Galang kirim ke gue?
Dita mengagak tentu itu ada hubungannya dengan sms tadi.


Marina sedang menunggu teksi dengan perasaan yang tidak sabar-sabar lagi untuk pergi ke rumah sakit. Kebetulan Zaki sampai dan dia mengajak Marina naik motornya saja. Zaki berasa senang apabila dia dapat menghantar Marina ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit,  Marina terus hilangkan diri dari pandangan Zaki. Zaki mencari-cari di mana perginya Marina.

Kata Anjar kalau dia tidak terluka sudah pasti dia sudah boleh donor darahnya.
Marina: Galang...
Apabila Marina melihat Anjar dan Mutia, Marina tanya kenapa mereka berada di situ juga.Mutia hampir memukul Marina sambil mengatakan Marina jahat.. Anjar menghalangnya daripada berbuat demikian. Zaki muncul dan dia tanya kenapa mamanya boleh berada di situ. Anjar pula tanya Zaki kembali kenapa dia berada di situ.



Zaki: Aku ke sini menemani Marina. Mama sama papa jangan pernah menyakiti Marina karna Marina itu bidadari Zaki.
Mutia kaget perempuan seperti Marina Zaki panggil bidadari.
Mutia: Zaki, asal kamu tau ya.. gara-gara dia Aliya masuk kaya gini, bikin kita stress semua gara-gara perempuan ini.
Zaki tidak percaya apabila Mutia kata Marina ingin melukai Aliya.
Zaki: Nggak mungkin, mama bohong. Nggak mungkin Marina setega itu ma.
Zaki terus membela Marina dengan mengatakan Marina takkan sakiti lalat apalagi manusia. Apa lagi melukai Aliya yang jelas-jelas akan menjadi iparnya.
Marina: Aku rasa yang dibilang sama Zaki itu bener. Mana mungkin aku lukai Aliya. Nggak mungkin. Kalian aja yang kelewatan menuduh aku kaya gitu. Lagian aku gak tau apa-apa. Iyakan, Galang?
Galang juga tidak tahan dengan sikap Marina. 
Galang: Jelas kamu tau. Kamu kan yang masukkan Aliya ke sumur. Iya kan? Semua gara-gara kamu tau gak, Aliya kekurangan darah.
Suara hati Marina: Jadi Aliya yang butuhkan darah.
Marina terus membela dirinya dengan mengatakan dia tidak tahu apa-apa.

Tanya Anjar kenapa Marina kata Aliya berada di KM67.
Marina: Itu aku salah omong saja. Lagian waktu itu kalian kan... yang maksa aku omong. Maksa aku mengaku.
Jawab Marina dia terpaksa kata begitu dalam keadaan memaksa dan Marina tanya mereka tidak menjumpai Aliya di tempat yang disebut Marina. Kalau begitu sambung Maina lagi sudah terbukti semua yang disebutnya asal omong saja. Marina tanya pada meeka apakah mereka masih belum yakin kalau bukan dia yang menyebabkan Aliya begitu.
Marina: Kalau gitu aku bikin penegasan buat kalian ya.. aku ada di sini itu karna aku mau mendonorkan darah aku buat Aliya.
Anjar, Mutia dan Galang memandang ke arah Marina dengan penuh panasaran, mereka mendapati kesukaran untuk mempercayai apa yang baru Marina jelaskan padanya. Zaki juga turut tanya apakah Marina serius.
Marina: Memang loe fikir aku ada di sini karna apa?
Sambung Marina dia ke situ setelah Galang sms dia katanya Galang butuhkan darah secepatnya dan dia ke sana juga  kerana ingin mendonorkan darahnya buat Aliya. Marina tanya apakah mereka masih mahu tuduhnya cuba melukai Aliya?


Zaki: Sudah jelaskan ma.. pa.. kalau Marina itu gak sejahat yang mama dan papa pikirkan. Misalnya mama sama papa masih nggak percaya, berarti mama sama papa yang jahat.
Marina: Iya, kalo Pak Anjar sama Bu Mutia masih gak percaya sama aku ya udah aku gak tau harus apa lagi dan kalo Ibu Mutia mau pukul aku, ya udah pukul aja. Tapi kalian harus ingat satu hal. Aku ada di sini itu karna Aliya. Aliya butuh darah aku. 

Marina bersedia kalau Mutia mahu memukulnya tetapi Marina mahu mereka tahu satu hal iaitu dia berada di situ kerana dia mahu membantu Aliya. Mutia memandang wajah Marina. Dalam fikirannya dia dapat rasakan pasti ada sesuatu yang mencurigakan tetapi dia cuma dapat berdiam diri saja. Galang tidak mahu Marina teruskan kata-katanya, dimintanya ikutnya ke lab untuk tes darah Marina. Zaki mahu ikut Marina ke lab tetapi Marina tidak mengizinkannya disuruhnya Zaki tunggu di luar saja. Setelah Marina dan Galang beredar dari situ, Mutia dengan geramnya memukul Zaki secara perlahan tanya kenapa Zaki bego kenapa dia ingin mendekati perempuan begitu.


Sebelum mereka masuk ke lab, Marina minta Galang tunggu terlebih dahulu kerana dia ada sesuatu yang hendak ditanya pada Galang.
Galang: Tanya apa lagi, Marina?
Marina: Arr.. kalo misalnya aku dah donorin darah aku ke Aliya, kamu mau kan nikahin aku?
Galang: Kamu ni kenapa, sih? Masa ada aja hal ini?
Marina: Galang! memang kamu pikir aku mau donor darah aku buat siapa, buat apa? Ya, jelas kalo kamu mau nikahin aku.
Galang: Kamu tu memang licik, ya. Dalam keadaan ini saja kamu masih cari kesempatan dalam kesempitan.
Marina mahu Galang nikahi dia kalau dia mahu donor darahnya pada Aliya. Galang baru tahu Marina memang licik. Kata Marina itu semuanya salah Galang yang tidak mahu menikahinya. Marina mahu tahu kenapa begitu susah untuk Galang menikahinya. Kata Marina lagi, sekarang terserah pada Galang sama ada dia mahu menikahinya atau tidak.
Marina: Kalau enggak, ya.. aku gak mau tolongin Aliya. Gimana? Kalo kamu mau nikahin aku, aku dengan ikhlas donorin darah aku tapi kalau enggak aku gak akan kasi darah aku setitispun buat Aliya. 

 Marina tanya Galang apakah keputusan Galang. Galang minta Marina tes darahnya dahulu dan pernikahan itu akan dibincang kemudian. Tetapi Marina tidak mahu menunggu dengan lebih lama lagi. Akhirnya Galang terpaksa menyetujui syarat Marina.
Galang: Kalau darah kamu cocok sama Aliya, aku akan nikah sama kamu. Kalo enggak jangan mengharap sama sekali.
Marina: Gitu dong, ayo kita masuk.


Babak seterusnya

Suster: Mama Rina, hasil tes menyatakan golongan darah anda B rhesus negatif. Dan dapat dipastikan bahawa kamu dapat mendonorkan darah anda pada Non Aliya. Tunggu sebentar ya, Mama Rina.
Marina: Itu kan Galang, aku bilang apa? Pasti aku bisa tolongin Aliya. Tapi kamu harus juga ingat sama janji kamu.
Galang: Ingat. aku gak lupa. 



Suster: Mama Rina, silakan berbaring. Biar saya ambilkan darahnya.
Marina mempunyai golongan darah yang sama dengan Aliya tetapi apabila darahnya mahu diambil oleh suster itu, tiba-tiba Marina berasa mual. Suster tidak mengizinkan orang yang hamil idak boleh donor darah kerana itu tidak baik untuk kesihantan ibu dan janinn dalam kandungannya.
Suster: Sekali lagi saya minta maaf, Mama Rina gak bisa donorkan darah buat Non Aliya.
Marina: Terus, gimana dong sekarang?
Galang: Gimana lagi?

Dita muncul dan kata dia boleh donorkan darahnya.
Marina: Anin?
Galang: Dita.
Dita: Ya, Galang. Nggak mungkin aku gak datang di saat kamu butuh bantuan aku.
Marina hairan kenapa Galang dan Dita saling mengenali. Dita memperkenalakan pada Marina bahawa namanya adalah Anindita dan dia adalah pacarnya Galang. Marina kaget mendengarnya.


Dalam perjalanan mencari Gisha, Shinta ingin meminjam hp Wisnu.
Shinta: Hendri, Gisha sama kamu nggak?
Hendri: Mana mungkin Shinta. Kan kamu sendiri yang melarang saya membawa Gisha ke rumah saya?
Shinta menelefon Hendri dan apabila dia mendapat tahu bahawa Gisha tidak berada bersama Hendri dia mulai panik ke mana Gisha telah pergi.
Shinta: Ceritanya panjang, Hen. Tapi yang jelas sekarang  Gisha kabur. Ini aku sama Wisnu lagi cari dia. 

 Hendri sedih menerima berita sebegitu lalu dimatikan hp tersebut.


Dita: Barusan darah aku dah dites dan ternyata hasilnya cocok. Jadi aku bolehkan bantuin kamu?
Galang senang mendapat tahu Dita dapat membantunya untuk donor darahnya buat Aliya kerana darahnya juga dari golongan B rhesus negatif. Malah kata Dita lagi kebetulan dia tidak hamil. Dita sengaja mengatakan itu semua di depan Marina untuk membuat Marina rasa geram. Galang senang kerana Dita dapat bantu Aliya. Galang mengucapkan terima kasih pada Dita atas pertolongannya sebelumnya.Marina tambah cemburu melihat Galang menyentuh lengan Dita sewaktu dia mengucapkan terima kasih pada Dita. Galang ingin tunggu Dita di luar saja sewaktu dia mengambil darahnya. Galang minta Marina tunggu di luar juga.


Marina: Jadi selama ini loe udah menipu gue ya? Loe bilang loe gak tau Galang sama sekali. Ternyata loe sangat mengenali dia dengan baik.
Dita: Memang gue nipu loe? Gue ngga rasa tuh kalo gua nipu loe. Lagi pula kan nama gue Anaindita. Tolong diingat Anindita.
Marina tanya jadi selama ini Dita telah membohonginya. Kata Dita dia tidak rasa dia telah membohonginya lagi pula namanya kan Anindita.


Suster: Mama Rina tolong keluar dulu, saya akan menjalankan transfusi darah pada Bak Anindita.
Marina diminta keluar kerana suster ingin mengambil darah Dita. Marina terpaksa keluar seperti yang diminta.


Dita memberitahu Galang bahawa darahnya sudah diambil dan sebentar lagi darahnya akan dibawa ke tempat Aliya.
Galang: Terima kasih Dita. Pertolongan kamu sangat berarti buat Aliya. Kalo kamu gak datang, aku gak tau lagi mau minta tolong sama siapa.
Dita: Ya, Galang. Sama-sama. Kalo kamu senang aku juga senang. Oh ya, cewek ini pacar almarhumnya Gilang, ya yang katanya udah hamil duluan?
Galang mengucapkan terima kasih pada Dita kerana dia tidak tahu hendak meminta bantuan siapa lagi. Dita tanya apakah Marina itu pacar Gilang yang dikatakan hamil. Marina memandang ke arah Dita setelah Dita mengatakan itu.





Galang: Ya, ya, ya.. ini Marina. Marina kenalin ini Dita.
Marina menghulurkan tangannya dan berkata "salam kenal, Anindita."
Dita: Err. gue turut berduka cita ya.. atas meninggalnya Gilang. Seandainya aja kalo Gilang itu dikasi umur yang panjang sampai saat ini pasti dia sekarang udah jadi kakak ipar gue karna sebentar lagi kan aku bakal menikah sama Galang.
Suara hati Marina mengatakan Dita benar-benar seorang cewek yang kurang ajar.



Tanpa disedari oleh sesiapa, Marina masuk ke ruangan tempat menyimpan darah untuk melakukan penukaran. Marina memadamkan darah AB dan tulis darah B negatif ke atasnya dan sambil dia memegang darah yang baru diambil daripada Dita Marina berkata pada dirinya...
Suara hati Marina: Si Anindita itu boleh senang karna  jadi malaikat Aliya di depan Galang. Tapi gue yang berhak menentukan apa darah dia ini berguna buat Aliya atau enggak sama sekali.

Penghujung Episode 42



Gisha sedar semula dan kepalanya berasa sakit terhantuk but mobil. Gisha teringat semula kejadian sebelum dia pengsan. Gisha syaki dia telah diculik. Gisha pura-pura masih pengsan. Dalam hatinya dia terus berdoa agar dia dapat diselamatkan dari orang yang ingin menyakitinya. Dana berhentikan mobilnya dan membuka but itu. Sebelum itu dia menutup mukanya semula agar Gisha tidak mengenalinya. Dana fikirkan Gisha masih belum sedar. Jadi itu akan lebih mudah lagi untuk dia pindahkan Gisha.




Dana mengendong Gisha ke suatu tempat yang terpencil dan diletakkannya di sebuah pohon. Kata Dana pada Gisha dia terpaksa meninggalkan Gisha di situ, kata Dana sebenarnya dia tidak mahu menyaikiti Gisha tetapi dia tidak mahu Gisha menganggu keluarganya. Gisha membuka matanya dan dia sempat lari sejauh yang boleh tetapi Dana semakin dekat dengannya.


Gisha tiada pilihan lain lagi dan terpaksa menyembunyikan dirinya di dalam salah sebuah tong sampah. . Dana tidak dapat mencari Gisha lagi. Gisha terselamat dari pandangan Dana. Dengan tidak sengaja Gisha menyebabkan tong sampah itu tergolek di jalan.



Pada waktu itu Ruben lalu di situ dan dia hentikan mobilnya untuk melihat apa yang sedang berlaku. Ruben menolong Gisha. Gisha pengsan akibat tergolek dalam tong sampah tadi.

Dana kembali ke mobilnya. Ibu Puspa tanya di mana Gisha. Dana memberitahu omanya Gisha sudah kabur. Ibu Puspa tanya kenapa Dana tak mampu kejar seorang perempuan. Tetapi menurut Dana dia tiba-tba menghilang. Ibu Puspa tanya Dana apakah dia nampak muka Dana. Apabila Dana beritahu omanya Gisha tidak melihat mukanya barulah omanya berasa lega.


Hendri pergi ke rumah Shinta dan tanya apakah dia telah menemui Gisha. Hendri marah-marah kerana kehilangan Gisha. Kata Wisnu daripada Hendri marah-marah begitu lebih baik mereka fokus mencari Gisha.

Episode 42 terhenti di sini dan akan bersambung dalam Episode 43 pada 4 Februari 2013 waktu yang sama nanti. Sekian sinopsis untuk kali ini (sapphire akan terus cuba lengkapkan sinopsis untuk hari ini dari masa ke semasa).

Sinetron Aliya Episode 42 pada 31 Januari 2013

Sinetron Aliya Episode 42 Part 1

Sinetron Aliya Episode 42 Part 2

Sinetron Aliya Episode 42 Part 3

Sinetron Aliya Episode 42 Part 4-4

Terlebih dahulu saya ingin meminta maaf kerana terdapat banyak kesilapan dalam ejaan, struktur ayat dan tatabahasa sewaktu saya menulis sinopsis ini. Terima kasih kepada semua yang telah singgah di sini.

sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.sctv.co.id
http://www.tv3.com.my/
http://id.wikipedia.org/ 
SenCy_TVkoe:  http://www.lautanindonesia.com/
http://clorofilawards.wordpress.com
 http://pangeran229.wordpress.com/
http://niazuramaria.blogspot.com/
Channel
lynnalynn01 Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)

Online Visitors

Thank you for dropping by