Monday, October 29, 2012

Sinopsis Episode 14 - Layar Drama Indonesia: Separuh Aku mula menemui penonton pada 15 Oktober 2012 setiap hari pukul 19.00 WIB di RCTI

Sutradara : Agusti Tanjung
Produser : Leo Sutanto
Cerita & Skenario : Hilman Hariwijaya
Desain Produksi : Heru Hendriyarto
Produksi : SinemArt (2012)

Lagu Tema : Separuh Aku
Penyanyi : Noah
Pencipta : David & Ihsan Nurrachman
Produksi : PT. Musica Studios's

Pemain Separuh Aku:

Asmirandah, Rezky Aditya, Miller Khan, Michella Putri, Kevin Andrean, Putri Anne, Ari Wibowo, Vira Yuniar, Adipura, Shueil, Malaki, Shelsi Valencia, Tengku Ryan, Tia Ivanka, Johan Jehan

Asmirandah sebagai Adara - (Anak Kandung Pak Sandy dan Bu Marni
Anak Tiri Sudiro)
Rezky Aditya sebagai Rama
Miller Khan  sebagai Dennis
Michella Putri sebagai Maya
Kevin Andrean sebagai Reza - (Sahabat Andara)
Putri Anne sebagai Naning - (Pacar Reza)
Tia Ivanka   - Bu Tia (Ibu Maya)
Ari Wibowo sebagai Pak Sandy - (Ayah Maya dan Andara)
Adipura sebagai    Sudiro  - (Ayah Adara)
Vira Yuniar sebagai Marni - (Ibu Adara)
Johan Jehan - Pak Eddy (Ayah Dennis)
Triningtyas - Bu Ida (Ibu Dennis)
Suhel Fahmi sebagai Andi - (Keponakan Rama)
Malaki sebagai - Adit (Keponakan Rama)
Shelsi Valencia sebagai  Andien - (Keponakan Rama)

Sinopsis Global Separuh Aku

ADARA (Asmirandah)adalah putri adalah putri seorang makelar/pemasuk ikan yang bernama SUDIRO (Adipura) dan MARNI (Vira Yuniar). Sudiro adalah orang yang sangat pelit dan perhitungan. Ia bahkan menghitung biaya hidup yang ia keluarkan untuk membesarkan Adara. Oleh karenanya, ia memaksa Adara untuk menikah dengan DENNIS (Miller Khan), anak pengusaha kaya di kampung itu, yang sedikit tuli tetapi berwajah tampan. Sudiro berharap mahar dari keluarga Dennis bisa menutupi pengeluarannya selama ini.

Adara yang tumbuh besar di perkampungan nelayan dan berjiwa bebas tidak begitu saja menerima perintah ayahnya. Di saat Dennis dan keluarganya datang melamar, Adara yang berjiwa petualang besar dan banyak akal pun kabur dari rumah dengan meminta pertolongan REZA (Kevin Andrean), sahabatnya. Reza yang tidak tegaan akhirnya menemani Adara kabur ke Jakarta, walaupun pacarnya, NANING (Putri Anne) tidak setuju akan sikap Reza.

Di Jakarta Adara dan Reza luntang lantung tidak ada tujuan. Mereka terlalu kagum akan keindahan kota Jakarta dan bertingkah norak. Saat sedang mengagumi kolam Bundaran HI, mereka bertemu dengan MAYA (Michella Putri) yang baru saja bertengkar dengan ayahnya, PAK SANDY (Ari Wibowo). Adara dan Maya terlibat perselisihan. Adara tidak menyadari bahwa Pak Sandy adalah ayah kandungnya yang tidak pernah ia kenal selama ini.

Merasa Jakarta bukanlah tempatnya, Adara dan Reza pun berencana kabur pindah kota. Di stasiun ia bertemu dengan RAMA (Rezky Aditya), laki-laki easy going yang terpaksa mengurus ketiga keponakannya yang masih kecil-kecil, ANDI (Suheil), ADIT (Malaki) dan ANDIEN (Shelsi Valencia), karena ditinggal oleh kedua orangtuanya, yang tak lain adalah kakak Rama. Adara meminta bantuan Rama untuk membelikannya tiket karena antrian yang panjang. Saking girangnya mendapatkan tiket, Adara sampai lupa membayar tiket tersebut ke Rama. Rama merasa dijebak. Adara yang tiba-tiba sadar akan kelalaiannya mulai mencari Rama.

Adara kemudian dipertemukan kembali dengan Rama. Karena tanpa sengaja Adara menolong ketiga keponakan Rama yang karena kenakalan mereka sempat Rama hukum di rumah. Rama sebenarnya tidak tega, tetapi ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara mengatur mereka. Ternyata Adit, Andi dan Andien justru sangat nurut dengan Adara. Mereka bahkan menginginkan Adara menikah dengan Rama. Adara yang mulai menikmati perannya mengurus keponakan Rama ini pun gundah.

Bagaimanakah kelanjutan kisah Adara ?..

Apakah Sudiro dan Dennis diam begitu saja atas kaburnya Adara ?

Sinopsis Separuh Aku Episode 1

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis ringkas Separuh Aku Episode 1

 Sinopsis Separuh Aku Episode 2

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis ringkas Separuh Aku Episode 2

Sinopsis Separuh Aku Episode 3

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis ringkas Separuh Aku Episode 3

Sinopsis Separuh Aku Episode 4

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis Separuh Aku Episode 4

Sinopsis Separuh Aku Episode 5

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis ringkas Separuh Aku Episode 5

Sinopsis Separuh Aku Episode 6

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis Separuh Aku Episode 6

Sinopsis Separuh Aku Episode 7

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis Separuh Aku Episode 7

Sinopsis Separuh Aku Episode 8

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis ringkas Separuh Aku Episode 8

Sinopsis Separuh Aku Episode 9

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis ringkas Separuh Aku Episode 9

Sinopsis Separuh Aku Episode 10

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis Separuh Aku Episode 10 

Sinopsis Separuh Aku Episode 11

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis Separuh Aku Episode 11

Sinopsis Separuh Aku Episode 12

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis Separuh Aku Episode 12

Sinopsis Separuh Aku Episode 13

Sila klik di sini untuk mengikuti sinopsis Separuh Aku Episode 13


Sinopsis Separuh Aku Episode 14

Bu Siti muncul di rumah Marni. Katanya ada orang yang titip kartu nama tersebut untuk diberikan pada Marni. Marni tanya siapa orangnya. Bu Siti terus mencari kartu nama tersebut. Tanya Marni apakah Bu Siti salah orang. Kata Bu Siti perkara lain boleh dilupainya tetapi yang ini dia pasti ingat. Marni tidak mahu Adara mengetahui lebih lanjut tentang pertemuannya dengan Pak Sandy lalu disuruh Dara masuk ke dalam mandi dan makan dulu.

Kemudian Marni terus berkata pada Bu Siti yang dia salah orang. Adara cuba mendengar perbualan Bu Siti dan ibunya. Bu Siti tidak mahu menyerah dan dia cuba mencari kartu nama Pak Sandy lagi dalam tas tangannya. Adara yang tidak sabar menunggu lagi terus tanya ibunya untuk mengetahui lebih dalam tentang lelaki yang disebutkan Bu Siti. Namun Marni terus menolak anaknya masuk ke dalam kamar dan disuruhnya mandi. Adara tanya Bu Siti di mana kartu nama tersebut tetapi Bu Siti terlupa di mana. Kata Bu Siti sekiranya kartu nama itu tidak ada di dalam tas tangannya bermakna Bu Siti meletakkannya dalam hatinya. Bu Siti minta diri untuk pulang ke rumah kerana dia ingin terus mencari lagi.

Marni pergi berjumpa dengan Bu Siti di rumahnya. Marni ingin minta pertolongan daripada Bu Siti mengenai lelaki yang mereka temui tempoh hari. Marni harap Bu Siti tidak akan bahas tentang hal itu lagi di depan Adara dan Sudiro. Pada mulanya Bu Siti lupa siapa lelaki tersebut namun akhirnya dia teringat semula "si mas cocok yang ganteng itu". Kata Bu Siti lagi ganteng lagi mantan Marni daripada suaminya. Bu Siti bersetuju untuk tidak bahaskan soal itu didepan anak Marni dan suaminya. Tetapi setelah Marni pulang ke rumahnya, Bu Siti lupa semula apa yang dipesan Marni sebentar tadi.

Adara melihat dari jauh di lapangan futsal memberi sokongan pada Rama. Dennis gembira melihat Adara di situ.

Bu Siti membeli telefon bimbit baru dan tanya penjual telefon bimbit apakah ia boleh digunakan terus. Pak Sandy menerima panggilan daripada nombor yang tidak dikenali. Fikir Pak Sandy panggilan itu daripada Marni tetapi Bu Siti yang telah membuat panggilan tersebut. Bu Siti memberitahu Pak Sandy yang Marni telah pesan padanya untuk memberitahu Pak Sandy yang dia tidak dapat menelefon Pak Sandy lagi.Bu Siti tanya Pak Sandy kenapa dia terus mencari Marni sementara bukankah Marni sudah mempunyai suami. Lebih baik bersama Bu Siti sendiri sahaja bukankah dia janda. Pak Sandy mahu jawapan yang lebih jelas apakah Marni yang minta agar dia tidak dihubungi lagi. Kata Bu Siti begitulah pesannya.

Pak Sandy berfikir apakah Marni juga tidak bahagia seperti hidupnya dengan Tia. 

Maya ternampak Adara bersama Rama di serambi rumah Rama. Maya menelefon Dennis yang Adara tidak boleh dipercayai sekiranya tidak, kenapa pula Dara berada di rumah Rama malam-malam begitu. Maya suruh Dennis ke situ sahaja kalau dia tidak mempercayai kata-katanya dan Maya akan tunggu Dennis berhampiran rumah kontrakan Rama.

Marni pergi menemui Bu Siti untuk nombor telefon Pak Sandy tetapi Bu Siti tanya Marni siapa Pak Sandy. Marni beritahu Bu Siti orang yang mereka bertemu dengan tidak sengaja di toko emas. Barulah Bu Siti ingat semula katanya "oh si mas cocok, CLBL" Marni ingin bercakap dengan Sandy agar dia tidak lagi masuk dalamkehidupannya.

Maya menyuruh Dennis mengawasi gerak-geri Adara dan Mara di rumah kontrakan itu. Dennis juga disuruh untuk melaporkan pada Maya apa yang mereka lakukan. Dennis termenung seketika. Maya menolak Dennis dan tanya apakah dia dengar apa yang dicakapkannya. Alat pendengar Dennis terjatuh sewaktu dia keluar dari kereta Maya.

Dennis berasa cemburu melihat Adara dan Rama berbual-bual dengan mesra tetapi dia tidak dapat mendengar apa yang dicakapkan mereka kerana alat pendengar Dennis berada di kereta Maya. Dennis pergi menemui Maya semula. Maya ingin tahu apa yang dilihatnya. Dennis cuma berdiam diri. Maya mengulangi pertanyaannya. Namun jawab Dennis alat pendengarnya tertinggal dalam kereta Maya dan dia mahu mencarinya. Maya mahu Dennis teruskan rancangan mereka untuk menghancurkan hubungan mereka. Dia mahu Rama kalah dalam tournament tersebut di mana dia akan menjadi penolong Rama dan Dennis juga boleh jadi malaikat si Adara. Dennis terpaksa bersetuju.

Dennis tanya Maya kenapa harus mereka membuat Rama kalah dalam tournament tersebut sementara mereka telah menggunakan banyak wang untuk sponsor tetapi Maya jawab, buat apa mereka fikirkan wang apakah Dennis mahu kehilangan Dara.  Tanya Maya lagi bagaimana seandainya Adara jatuh cinta pada Rama dan meninggalkan Dennis. Tetapi Dennis tidak mahu semua itu terjadi, yang pasti dia harus menikah sama Dara dia sudah janji sama Dennis. Dengan itu Maya mahu Dennis ikut rancangannya. Dalam hati Maya dia tidak mahu mengaku kalah. Suara hati Maya berkata, mahu atau nggak mahu dia harus mencari jalan sendiri dan Dennis terpaksa mengikuti rancangannya. Kalau enggak Rama bisa terlepas dari dia.

Marni pinjam hp Bu Siti. Dia mengambil keputusan untuk menelefon Sandy. Bu Siti suruh Marni usah termengong lagi dan terus menelefon Sandy sahaja.
Marni: Hello, Mas Sandy ini aku.
Pak Sandy: Marni? Mani ini kamu?
Marni: Aku nggak bisa omong lama-lama. Aku cuma mau bilang tolong jangan hubungin aku lagi.
Pak Sandy tanya Marni tidak ada salahnya kan kalau teman lama saling menghubungi. Tetapi menurut Marni itu tidak mendatangkan sebarang kebaikan kerana bukankah dia sudah mempunyai keluarga. Begitu juga Pak Sandy, bukankah dia juga punya isteri dan anak. Kata Marni lagi dia juga punya suami.

Pak Sandy beritahu Marni yang dia tahu sebenarnya dia tidak bahagia bersama suaminya. Marni memandang ke arah Bu Siti. Sambung Pak Sandy lagi dia juga tidak bahagia dengan isterinya. Pak Sandy berkata dia tidak boleh terus membohongi dirinya lagi. Katanya lagi, dari awal dia menikah itu bukan kerana cinta. Pak Sandy menikah dengan Tia hanya untuk menuruti kemahuan orang tuanya. Tetapi Pak Sandy percaya kalau cinta antara Marni dan dia itu abadi. Pak Sandy meluahkan cintanya pada Marni, Pak Sandy masih mencintai Marni.

Kata Marni, apa pun cerita Pak Sandy, semua itu sudah berlalu kerana mereka masing-masing sudah punya kehidupan sendiri. "Aku dah punya takdir, bahagia atau nggak bahagia. Itu persoalan aku. Aku cuma mahu minta tolong sama kamu. Tolong kamu jangan ganggu kehidupan aku lagi, mas karna aku juga nggak akan ganggu kehidupan kamu. Kita jalani hidup kita masing-masing. Kemarin-kemarin juga kita begitu."
Pak Sandy: Marni, tolong jangan salah faham. Bukan itu maksud aku. Aku hanya kita bisa jadi teman. Teman yang baik, bisa ketemu bisa ngobrol...
Marni mohon pada Pak Sandy agar dia memahami situasinya. Marni mengakhir perbualan telefon mereka dengan kesedihan.

Suara hati Pak Sandy memberitahu dirinya dia boleh memiliki semuanya tetapi dia tidak dapat memiliki cinta yang sebenarnya. Apa yang harus dia lakukan. Marni menangis kesedihan setelah panggilan tadi dimatikan. Bu Siti cuba memujuk Marni agar tidak menangis lagi. Marni minta diri untuk pulang. Kemudian Bu Siti faham  yang sekiranya untuk membuat hati lelaki luluh adalah dengan cara menangis. Bu Siti mahu cuba cara sedemikian pada waktu itu juga.

Bu Siti ternampak Sudiro lalu di depan rumahnya. Dengan tanpa sebab dia menangis-nangis di depan Sudiro. Sudiro tanya Bu Siti kenapa sampai dipegang-pegangnya. Bu Siti mengadu tentang kesedihannya pada Sudiro. Tanya Bu Siti lagi apakah dia tidak berasa kasihan pada dirinya. Masa dia dikatakan perawan tua. Dikatakan janda tua. Sudiro cuba melepaskan dirinya daripada diganggu Bu Siti tetapi Bu Siti enggan membiarkannya begitu sahaja lalu Bu Siti menarik-narik tangan Sudiro dan berkata pada Sudiro yang teganya nggak mau pedulikan sama Bu Siti. Bu Siti mengancam hendak membunuh diri. Sudiro minta Bu Siti jangan, maksudnya jangan di depannya. Nanti kalau Bu Siti mati, orang lain akan fikirkan dia yang telah membunuh Bu Siti.Bu Siti memaksa Sudiro menangis di pangkuan Sudiro.

Adara melihat Bu Siti bersama Sudiro. Adara menjerit nama abahnya. Sudiro menjauhi dirinya daripada Bu Siti. Adara mahu tanya apa yang mereka lakukan sebentar tadi. Sudiro menafikan semuanya dan dia ingin menjelaskan pada Adara. Namun kata Adara abahnya tidak perlu menjelaskan apa-apa kerana dia melihat dengan matanya tentang apa yang berlaku. Jiran tetangga mereka keluar melihat apa yang sedang terjadi antara Sudiro dan Adara. Menurut Adara abahnya sudah membuat dirinya malu, bukankah mereka itu pendatang baru dan semua ini telah membuat Adara malu.

Adara masuk ke dalam rumah dengan perasaan marah. Sudiro memanggil nama anaknya. Sudiro mahu anaknya dengar penjelasannya dahulu tetapi kata Adara semuanya sudah jelas dan abahnya telah membuat Adara sama orang-orang warga di situ. Adara mengadu pada ibunya yang abahnya memeluk-meluk Bu Siti. Adara tanya apakah maksud abahnya itu. Sudiro menjelaskan pada Adara yang dia masih jalan dan Bu Siti datang memeluk-meluknya sambil menangis. Tanya Adara: Terus kenapa Bu Siti bisa nangis sama abah. Abah lukai hatinya?
Sudiro: Luka apaan? Abah nggak tau apa-apa.
Marni minta Adara masuk ke dalam sahaja. Dia akan bercakap dengan Bu Siti nanti.

Marni pergi ke rumah Bu Siti. Marni tanya Bu Siti sebenarnya ada apa sebentar tadi hingga menyebabkan Adara marah-marah  pada abahnya.
Marni: "Terus dia bilang abahnya nyakitin hati Bu Siti" Beneran begitu? Bu Siti menerangkan tidak ada apa-apa dia sebenarnya ingin mencuba "tricknya" saja. Nangis-nangis gitu depan laki-laki. Marni tanya apa maksudnya "trick" yang Bu Siti katakan itu. Ternyata kalau dia nangis di depan laki-laki, ia akan  membuat hatinya luluh.

Marni tergelak mendengarnya namun dia mahu pastikan apakah benar suaminya tidak menyakiti hati Bu Siti. Tetapi menurut Bu Siti dia ingin cuba menangis-nangis begitu rasa belas kasihan begitu, luluh begitu. Setelah mendengar penjelasan Bu Siti, Marni menjadi lega dan dia minta diri untuk pulang.

Adara berasa bersalah kerana marah-marah pada abahnya begitu.  Adara berasa malu tentang hal itu. Tetapi kata Marni kenapa pula dia yang berasa malu. Lagipun jiran tetangga mereka sudah mengetahui bagaimana sikapnya Bu Siti. Adara tanya ibunya apakah abahnya masih marahkannya. Sudiro muncul dalam kamar mereka dan berkata sudah tentulah dia masih marah sebab dari dulu lagi Adara mempunyai anggapan yang buruk tentang abahnya. Sudiro memberitahu Adara dia itu tidak pernah salah cuma Adara sahaja yang selalu melawannya dan mempunyai prasangka buruk terhadap abahnya. Adara minta maaf pada abahnya.

Satu lagi yang abahnya mahu Adara lakukan adalah menjauhkan dirinya dari Rama.  Kata Sudiro, Dennis sudah menepati janjinya untuk menundakan perkahwinannya. Dengan itu Adara juga harus menepati janjinya dan Adara harus menjaga perasaan calon suaminya. Dennis pasti sakit hati apabila Adara dekat-dekat dengan laki-laki lain. Sudiro suruh Marni mengajar Adara tentang masalah hati.  Setelah itu dia beredar dari kamar.

Sebelum Marni keluar dari kamar, Adara tanya ibunya kenapa dia tidak berasa cemburu tentang abahnya, dan tenang sahaja. Apakah sekiranya abahnya selingkuh beneran apakah ibunya juga tidak sakit, nggak cemburu. Apakah ibunya juga akan tenang begini. Tetapi Marni tidak mahu Adara fikir yang bukan-bukan lalu dia berkata dia percayakan abahnya dan abahnya bukan orang yang sebegitu. Adara ingin kepastian  samada itu bukan kerana ibunya tidak cintakan abahnya. Marni tanya Dara apa yang dicakapkannya, dia minta Adara beristirahat saja.

Rama tanya Adara kenapa dari tadi lagi dia kelihatan bingung.  Tetapi Adara tidak mahu bercakap tentang masalah yang difikirkannya pada Rama. Adara ternampak Bu Tia sampai di halaman rumahnya lalu dia terus minta Rama pulang menemani anak-anak. Adara mahu Rama pulang dengan cepat. Kata Rama bukankah anak-anak lagi sekolah. Namun Adara terus beri alasan dia masih ada kerja lain. Adara memaksa Rama pulang sahaja.

Bu Tia turun dari kereta menuju ke arah serambi rumah Adara. Adara tersenyum dan memanggil Bu Tia. Bu Tia suruh Adara jangan pura-pura bersikap manis. Dari jauh Rama melihat Adara dan Bu Tia di situ. Rama hairan kenapa Bu Tia boleh berada di situ.
Bu Tia: Tante kecewa banget sama kamu Dara. Ternyata kamu nggak tepat janji. Gara-gara ulah kamu semalam Maya mau bunuh diri.
Adara: Apa tante? Maya mau bunuh diri? Tapi ini jangan bercanda, tante.
Bu Tia: Kamu pikir tante bohong. Maya itu sekarang depresi, stress dan dia bisa.. dia bisa mati kapan aja. Kamu janji menjauhin Rama tapi sekarang kamu makin dekat sama Rama. Mana janji kamu?
Dengan suara gugup Adara tidak tahu bagaimana hendak menjelaskannya pada Bu Tia. Bu Tia mohon pada Adara semua yang akan dilakukan Adara akan menyelamatkan nyawa Maya. Katanya dia tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi selain minta bantuan daripada Adara.

Adara berjanji akan melakukan apa sahaja yang Bu Tia minta padanya tetapi dia harap Bu Tia akan memberi waktu untuk dia. Adara akan usaha menjauhi daripada Rama. Tetapi buat masa ini dia tidak boleh menjauhi daripada Rama kerana dia harus menolong Rama dalam pertandingan itu agar Rama boleh menang dan mendapat wang. Kata Adara lagi dia cuma mahu menolong Rama untuk terakhir kalinya. Dengan kemenangan itu nanti, Rama akan dapat wang termasuk harga dirinya.
Bu Tia: Okey, tante akan coba percaya sama omongan kamu kali ini. Dan tante juga mau bantu kamu untuk mempercepat semuanya. 
Bu Tia member sesuatu pada Adara.
Bu Tia: Kamu telefon tante kalau kamu butuh apa aja. Tapi ingat Dara kamu harus bisa tante pegang omongannya ya. Tante nggak mau kecewa lagi.
Adara: Ya, tante terima kasih  ini.
Bu Tia: Terima kasih ya, Dara.
Adara: Sama-sama tante.
Setelah Bu Tia beredar dari rumah Adara, Adara bersandar ke dinding serambi rumah sedih memikirkan hal itu.

Pak Eddy dan Bu Ida mahu pergi ke sesuatu tempat mereka mahu Dennis ikut bersama tetapi Dennis keberatan katanya dia mahu jaga rumah. Tetapi mama Dennis kata, cakap orang tua usah dibantah, kalau papanya kata ikut, dia harus ikut. Dalam hati Dennis katanya dia harus mengawasi Dara biar dia tidak dekat lagi sama Rama. Dennis terpaksa mengikut kedua orang tuanya pergi.

Di rumah, Rama terasa ada sesuatu yang aneh, kenapa tiba-tiba nyokapnya Maya merestuinya, bukankah mereka tidak sukakannya. Rama tidak tahu maksudnya apa. Rama terus memikirkan hal itu. Andien, Andi dan Adit pulang dari sekolah dengan wajah murung. Ditanya om mereka kenapa mereka kelihatan lesu begitu.
Andien: Tadi kita mau ajak main Kakak Dara, om.  Tapi Kakak Daranya lagi nggak mood.
Rama memujuk mereka dengan mengatakan kenapa susah sangat. Dia sahaja yang bermain dengan mereka. Adara ternampak dari jauh Rama sedang bermain bola dengan tiga keponakannya. Adara mahu pergi menemani anak-anak itu juga tetapi dia terhenti di situ kerana memikirkan apa yang telah dijanjikannya pada Bu Tia.
Adara: Tapi, aku kan nggak boleh dekat-dekat sama Rama?

Bersambung dalam Epsode 15 pada 29 Oktober 2012

Layar Drama Indonesia: Separuh Aku Episode 14 pada 28 Oktober 2012

Layar Drama Indonesia: Separuh Aku Episode 14 Part 1

Layar Drama Indonesia: Separuh Aku Episode 14 Part 2/2

sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.sinemart.com/
http://www.rcti.tv/
http://id.wikipedia.org/
  Channel
crystle1987 Channel
emeraldL2009 Channel
lynnaandyou Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)

Online Visitors

Thank you for dropping by